Arsip Gereja dan Harta Karun


Arsip gereja menyimpan kisah yang membuat sebuah gereja menjadi hidup di depan kita. Alih-alih mengatakan: “Jika dinding ini bisa berbicara,” kita perlu menukar kata “dinding” dengan kata arsip

            Sejak menjadi vikaris, saya senang sekali membuka-buka buku risalah (notulen) rapat-rapat Majelis Gereja yang ditulis tangan dengan rapih. Risalah rapat masa lalu ditulis tangan pada buku-buku tulis yang tebal-tebal. Setiap buku berukuran folio, masing-masing setebal 5 cm, dengan cover tebal dan keras (hardcover). Di sana saya menemukan susunan Majelis Gereja dari berbagai periode, beragam pergumulan gereja dalam pelayanannya dan pengembangan dan banyak lagi yang lain. 

            “Tetapi mengapa pergi ke arsip,” mungkin demikian pertanyaan Anda. Bukankah kita (Anda dan saya) berpartisipasi ke dalam gereja untuk membawa kehidupan baru di dalam gereja, untuk membawa sudut pandang baru, mengapa malah menggali masa lalu? 

 Berikut tiga alasan untuk mengenal dan mencermati arsip gereja:

  1. Mendapatkan “titik-titik temu.”

            Ketika kita baru masuk ke dalam pelayanan dan kepemimpinan gereja, banyak hal yang kita tidak atau belum memiliki sejarah dengan gereja yang kita layani. Mengakrabkan diri dengan sejarah gereja dimana kita berpartisipasi, dapat membangun beberapa titik yang menghubungkan kita dengan anggota-anggota lama atau yang seumur hidupnya menjadi bagian dari gereja itu. Kita dapat bertanya kepada seorang dari mereka, misalnya:

  • Ceritakan kepada saya bagaimana Pos-Pos Pelayanan dipersiapkan menjadi gereja-gereja dewasa.”
  • Bagaimana kisahnya sehingga gedung gereja berlokasi di sini?
  • “Mengapa gereja mempunyai sekolah untuk anak-anak berkebutuhan khusus, para penyandang difabilitas majemuk?”

Memang kita perlu berhati-hati terhadap pokok-pokok masalah yang sensitif, yang dapat menyinggung orang yang anda tanya.

  1. Sejarah Berulang dengan Sendirinya.

            Seperti kata bijak, “di bawah matahari tidak ada hal yang baru.” Melihat arsip memungkinkan kita melihat bahwa gereja berjalan dalam siklus tertentu, dan siklus tersebut cenderung berulang beberapa kali. Sebagai partisipan atau pemimpin baru di gereja, Anda mungkin menghadapi masalah yang tampaknya tidak dapat Anda pecahkan. Jika Anda kembali ke arsip, Anda mungkin menemukan masalah ini ternyata bukan hal yang baru, tetapi telah ada selama bertahun-tahun. Bagaimana penanganannya di masa lalu? Apakah solusi Anda saat ini hanya membuka kembali luka lama yang belum sembuh? Ini adalah kesempatan bagi kita untuk memutus siklus dan menyumbangkan beberapa pemikiran atau ide baru menghadapi pergumulan lama.

  1. Anda Dapat Menemukan Jantung kehidupan Gereja

            Dalam setiap kisah harta karun, biasanya harta itu ditemukan terkubur jauh di dalam tanah di suatu tempat. Hal yang sama berlaku untuk jantung kehidupan gereja,  “harta karun” itu terkubur di dalam arsip-arsipnya. Arsip-arsip itu merekam apa yang dulu dibahas serta diputuskan, dan mungkin masih penting bagi gereja pada masa kini. Mungkin juga ada hal yang cukup lama belum dibicarakan secara tuntas, tetapi tetap hidup dalam hati dan pikiran orang banyak di gereja dan menjadi beban. Bisa saja mereka berusaha mengartikulasikan hal itu dalam percakapan yang tidak sepenuhnya kita pahami. Ketika Anda dapat menemukan dan memanfaatkan apa yang telah membuat “jantung gereja berdetak” selama bertahun-tahun. Anda kemudian dapat mengangkat dan mengadaptasikan dengan konteks masa kini dan menyarankan cara-cara yang membuat hal yang penting itu kembali menyemangati kehidupan bersama bergereja.

            Arsip bisa sangat membantu, namun kita harus berhati-hati untuk tidak hidup di masa lalu. Sebagai pemimpin dan/atau partisipan dalam menggereja kita memiliki kesempatan untuk membingkai ulang “harta karun” yang kita peroleh sehingga dipahami dan mengundang keterlibatan banyak orang. Ketika seseorang berkata, “Gereja kami jauh lebih baik 50 tahun yang lalu.” Kita dapat membingkai ulang hal itu dengan mengingatkan mereka akan kesetiaan Allah dan bahwa 50 tahun kemudian Roh Kudus masih aktif berkarya. 

Memang itu bukan hal yang mudah dikerjakan. Tidak ada yang menjanjikan bahwa hal itu mudah. Apa yang dapat kita lakukan adalah mencoba untuk menyesuaikan dan memperluas pemahaman kita dan berjalan bersama anggota lama dan baru seraya menunjukkan dan berpartisipasi dalam gerakan Roh Kudus pada kehidupan gereja dari masa lalu dan pada masa kini. [KH]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *